BERTANI SEMAKIN MUDAH, MAHASISWA TEKNIK MESIN UNESA BERHASIL MERANCANG ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS BERBASIS IOT

Metode penyiraman
tanaman selama ini lebih banyak dilakukan secara konvensional. Petani harus menyalakan
air dan menunggu beberapa jam agar lahan tersebut basah seluruhnya. Hal itulah
yang membuat kesan bertani itu sulit dan merepotkan. Namun, dengan perkembangan
teknologi tepat guna sederhana, harusnya kesulitan dalam aktivitas pertanian bisa
teratasi. Salah satu contoh penggunaan teknologi di bidang pertanian adalah
alat penyiram tanaman otomatis berbasis IoT (Internet of Things).
Mahasiswa Teknik
Mesin Unesa berhasil merancang alat penyiram tanaman otomatis berbasis IoT,
secara spesifik pada tanaman cabai. Sistem penyiraman otomatis ini berfungsi
untuk mengatur penyiraman tanaman secara otomatis sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Dengan teknologi tepat guna pertanian ini, pemilik tanaman dapat mengontrol
penyiraman tanaman secara jarak jauh melalui perangkat digital seperti
smartphone. Alat penyiraman otomatis ini merupakan luaran dari mata kuliah
Perancangan Elemen Mesin (PEM).
Mata Kuliah PEM dalam kurikulum
Program Studi S1 Teknik Mesin Unesa merupakan mata kuliah capstone design
yang diberikan kepada mahasiswa di semester lima dengan bobot kredit 2 SKS.
Harapannya, setelah lulus dari matakuliah PEM, mahasiswa telah mendapatkan capaian pembelajaran lulusan berupa: pengenalan peralatan modern (keterampilan khusus); komunikasi (keterampilan umum); manajemen proyek dan biaya (keterampilan khusus); serta kerja secara mandiri dan kelompok (sikap).
Dengan pembuatan alat penyiraman otomatis untuk tanaman tersebut sebagai bentuk pencapaian mahasiswa dalam mata kuliah capstone design.

Alat penyiraman otomatis tersebut direncanakan untuk memberikan solusi terutama bagi individu petani tanaman cabai. Dengan adanya alat penyiraman tanaman otomatis, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pemilik tanaman untuk tetap menjaga kesehatan tanaman tanpa harus khawatir terlalu banyak waktu terbuang dalam proses perawatan.
Dalam sistem
penyiraman tanaman otomatis ini menggunakan 2 buah sensor kelembaban tanah dan
13 buah sprinkler. Sensor penyiram tanaman otomatis tersebut bertujuan untuk
memantau kelembaban tanah secara individual pada tiap masing-masing lahan. Penggunaan
sprinkler merupakan salah satu metode yang efektif dalam menyirami tanaman
cabai secara otomatis dengan cakupan yang luas. Dengan menggunakan sprinkler,
kita dapat menciptakan distribusi air yang merata ke seluruh area tanaman
cabai, memastikan tanah di sekitar tanaman juga tercukupi dengan kelembaban
yang dibutuhkan.
Alat penyiraman tanaman otomatis
ini memiliki kapasitas penyiraman 30 liter/menit. Sehingga bila jumlah ideal tanaman
cabai yang ditanam pada lahan seluas 4000 m2 adalah 114 tanaman dan kebutuhan
air yang diperlukan untuk per tanaman cabai adalah sebanyak 2,14 liter maka dengan
jumlah sprinkler sebanyak 13 buah alat ini membutuhkan waktu penyiraman selama 8,13
menit.

Dengan adanya alat penyiram tanaman otomatis ini maka penyiraman tanaman menjadi lebih efisien dan efektif. Petani tidak perlu repot dan berlama-lama menyiram tanaman. Harapannya, semoga alat penyiraman otomatis ini bisa bermanfaat untuk para petani.
Untuk mengunduh Laporan Tugas Mata Kuliah Perancangan Elemen Mesin / Capstone Design, silakan klik tautan di bawah ini:
Laporan Tugas Mata Kuliah Perancangan Elemen Mesin
